Anak Tunggal, Persahabatan dan Persaudaraan-ekowahyudi.my.id |
Anak tunggal adalah anak satu-satunya yang dimiliki
oleh ke dua orang tua. Dia tidak memiliki saudara. Sebagian orang yang memiliki
saudara mungkin berpikir bahwa jadi anak tunggal itu enak: tidak ada saingan,
dan kasih sayang orang tua hanya tercurah untuk si anak tunggal. Menurutku sih
hal itu ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya benar. Aku sebagai anak tunggal
merasa kesepian. Sejak kecil aku sering melakukan apa-apa sendiri. Aku masih
ingat ketika masih usia sebelum sekolah dan masa SD, yang paling membahagiakan
dalam hidup adalah bermain dan bercanda bersama teman. Setelah pulang sekolah
aku dan teman-teman biasa kumpul dan bermain bersama sampai sore hari. Rasanya
senang sekali kalau rumahku dijadikan basecamp bermain bersama. Ketika sore
hari tiba, kami berpisah. Pulang ke rumah masing-masing, dan rasanya rumah
terasa sepi lagi.
Ketika menginjak masa SMP, teman-teman masa kecilku
sedikit demi sedikit menjauh. Ada yang merantau ke luar kota ikut orang tuanya,
dan ada yang sekolah jauh dari tempat tinggal. Waktupun banyak kuhabiskan untuk
belajar dan mengikuti kegiatan sekolah, sehingga lingkup pertemanan pun mulai
terbangun dengan mengenal berbagai teman baru dari berbagai daerah yang satu
kelas. Pada masa SMP terbilang aku sama sekali tidak punya teman akrab, karena
aku sangat fokus pada pelajaran dan bisa mendapatkan prestasi yang bagus. Masa
SMA adalah masa paling berkesan bagiku, aku merasa lebih dewasa dan berpikiran
lebih terbuka. Selain fokus pada bidang akademik, akupun mulai mencoba untuk
lebih asyik menikmati kehidupan: cinta dan pertemanan. Aku merasa teman-teman
satu kelas SMAku lebih peduli, dan aku betul-betul merasakan arti persahabatan
sesunguhnya. Bahkan aku menganggap mereka itu seperti saudaraku sendiri. Hal
yang membuat aku sedih adalah hari libur, dan hal yang membuat aku bahagia
adalah masuk sekolah. Kenapa?Kalau masuk sekolah aku bisa berjumpa dengan
mereka. Kalau libur berarti aku di rumah
dan tidak ada kawan. Sepi di rumah. Ketika aku lulus SMA, aku merasa sangat
sedih bahkan sempat menangis, karena aku akan berpisah dengan saudara-saudara
ku itu. Memasuki masa kuliah, aku pun menemukan kawan-kawan baru, tapi entahlah
mengapa aku merasa yang paling spesial dan berkesan adalah sahabat-sahabat SMA
ku. Mereka tidak tergantikan. Meskipun punya kawan kuliah baru, aku masih
sempat meluangkan waktu bertemu dengan teman-teman SMAku ketika libur panjang
atau ada hajatan penting. Memasuki masa kerja, hanya ada tinggal 1 teman SMAku
yang masih dekat dengan aku. Dan semakin dewasa, sebenarnya aku sudah
memikirkan untuk menikah mendapatkan teman hidup sampai akhir hayat nanti, tapi
entahlah mengapa jodoh belum bertemu. Dan sampai saat ini aku menulis, aku
masih single. Hari-hari aku habis kan waktu untuk bekerja, bermain piano,
membaca, dan sesekali menyapa, chat dengan teman ku. Oh ya, aku punya satu teman
beda pulau, dia ada di Sumatera, orang Batak. Dia udah aku anggap seperti
saudara ku sendiri, aku memanggilnya Adek. Dulu kita sempat ketemuan di Bali,
tapi waktu ketemunya singkat banget. Aku sangat merindukannya, pingin jumpa
lagi, bisa komunikasi langsung. I miss you so much Adek.
Jadi Anak tunggal itu kesepian. Aku butuh teman.
Teman itu sangat berharga buatku. Kamu-kamu yang mampu menjadi temanku sampai
waktu sekarang ini, andai kau tahu: kamu udah kuanggap seperti saudaraku
sendiri. Semoga kita bisa bersaudara sampai akhir hayat, meskipun kita
dilahirkan dari rahim ibu yang berbeda. Aku menyayangi kamu, saudaraku.
0 komentar:
Posting Komentar